Batu Akik yang sepengetahuan Majapahit Gemstone berasal dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ini mulai banyak diminati serta diburu oleh para gemsholic dalam negeri. Pasalnya, masih menurut Majapahit Gemstone, jenis batuan ini juga banyak di ketemukan di negara Brasil dan India dengan tingkat kekerasan serta motif yang sama.
Batu Akik Kecubung Biru ini termasuk dalam golongan permata Amethyst yang memiliki tingkat kekerasan 7 pada skala Mohs, termasuk dalam kategori mineral batuan kuarsa, memiliki indeks bias 1,54 - 1,55. Dahulu para raja-raja di benua Eropa mempergunakan mata cincin jenis batu ini sebagai lambang status dan kekuasaan pada kala itu.
Batu Kecubung ini merupakan batu kelahiran bulan Pebruari, yang biasanya berwarna ungu sampai merah muda. Dalam sejarah, warna ungu adalah warna yang digunakan oleh seorang raja, ratu dan anggota kerajaan yang lainnya. Oleh karenanya para penguasa sering memiliki permata yang terbuat dari jenis Batu Kecubung ini.
Secara spiritual, Batu Kecubung/Amethyst ini merupakan simbol dari keikhlasan, ketulusan, keselamatan serta kedamaian pikiran. Oleh karenanya mereka-mereka yang memakai mata cincin dari jenis batuan ini berharap untuk dapat meraih keselamatan serta kedamaian dalam kehidupannya.
Manfaat lain dari pemakaian batu jenis ini adalah, meningkatkan aura positif, meningkatkan kewaspadaan intuitif, selalu jujur dalam bertindak, menambah inspirasi, membuka kesadaran yang lebih luas, membantu memberi rasa nyaman bagi yang sedang tertimpa kemalangan, mengurangi ketegangan syaraf dan sakit kepala, dan air dari rendaman batu kecubung dapat mencegah terjadinya keracunan.